Dalam kehidupan, membangun karir di perkantoran atau di bisnis tentu ada naik dan turunnya. Jika sedang berada di atas tentu kita tak perlu khawatir lagi justru hanya kebahagiaan yang menyelimuti. Tapi bila sudah di bawah allonym gagal, pastinya tak henti meratapi kesedihan, marah bahkan tak jarang orang menjadi stres. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan dan tak segera diubah, tentunya tak baik untuk masa depan. Untuk itu, segera bangkitkan diri dari kegagalan. Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang yang belum menemukan caranya. Jangan khawatir, berikut ada beberapa langkah tepat yang perlu dilakukan agar Anda bisa bangkit dari kegagalan. Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik! 1. Berhenti Menyesali Diri 2. Kegagalan Jadikan Pelajaran Hidup three. Tumbuhkan Sikap Optimis Kedepan iv. Bersyukur dan Bahagia Setiap Waktu v. Gapai Tujuan yang Gagal Dicapai Berjuang dan Tetap Semangat Apabila Usaha Atau Ikhtiar Kita Gagal Sebaiknya Kita Bersikap 1. Berhenti Menyesali Diri Dalam kegagalan seringkali kita menyesali yang terjadi mulai dari diri sendiri, potensi yang dimiliki, dan lainnya. Menyesali beberapa hal tersebut tentu bisa membuat Anda makin terpuruk dan tidak ada perubahan sama sekali. Yakin bahwa potensi diri Anda dan apa yang dilakukan sudah maksimal meski masih menemui kegagalan. Dari sini Anda harus coba untuk menyayangi diri sendiri dengan menggali potensi dan kualitas yang seharusnya ada dan dimiliki. Tumbuhkan rasa percaya diri dari kemampuannya sehingga menjadi individu yang lebih baik ke depan. 2. Kegagalan Jadikan Pelajaran Hidup Kegagalan itu sebuah keniscayaan dalam hidup sehingga pasti terjadi. Rasa kecewa dari kegagalan itu wajar terjadi namun bukan berarti kita patah arang dari hal tersebut. Agar Anda bisa membangun diri dari kegagalan, Anda harus tetap semangat dan jangan pernah dari dalam diri terbesit rasa bersalah dan pupus harapan. Justru jadikan kegagalan sebagai pelajaran hidup, mulai dari memperbaiki diri agar bisa mengalami peningkatan, belajar memperbaiki kesalahan atau hal yang baru, terus mengasah kemampuan dan sebagainya. Baca Juga Kata-Kata Inspiratif dari 7 Orang Sukses yang Pernah Gagal three. Tumbuhkan Sikap Optimis Kedepan Dalam hidup selalu optimis adalah salah satu kunci kesuksesan, baik ketika kondisi baik – baik saja maupun saat menemui kegagalan. Kegagalan bukan berarti kita menjadi pesimis menatap masa depan, namun harus membuat kita selalu optimis terhadap akan hal itu. Jadikan kegagalan sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan optimis dari diri sendiri. Jika Anda menanamkan sikap optimis, maka segala tantangan dan kegagalan di masa yang akan datang tidak akan menjadi masalah dan bahkan bisa menjadi menumbuhkan semangat hidup. Optimis juga menjadi cara agar Anda menjadi orang bermental baja serta yang lebih baik, sehingga bisa membangun diri menjadi lebih baik dari kegagalan yang pernah terjadi. iv. Bersyukur dan Bahagia Setiap Waktu Cobalah bersyukur dan tetap bahagia terhadap apa yang sudah dijalani meski dalam waktu gagal. Dengan memiliki sikap seperti ini, Anda akan terbiasa dengan apa yang dimiliki dan juga dilewati selama ini. Selain itu, syukur dan bahagia akan membuat gairah hidup tetap baik dan meningkat. Baca Juga 5 Sebab Bisnis Startup Bisa Gagal v. Gapai Tujuan yang Gagal Dicapai Anda harus siap untuk kembali menggapai tujuan dan cita-cita yang belum tercapai setelah tahu Anda mengalami kegagalan. Coba lakukan semuanya dengan baik dan tekun sehingga kegagalan akan segera dilupakan dan diganti dengan motivasi baru akan tujuan yang belum tercapai. Berjuang dan Tetap Semangat Menggapai kesuksesan memang tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan keras dan harus mengalami kegagalan berkali-kali. Namun, jadikan semua itu pelajaran untuk terus berjuang menggapai sukses. Tumbuhkan rasa semangat dalam diri, agar Anda tak mengenal rasa lelah hingga sukses berhasil digapai. Baca Juga Bangkitkan Semangat dengan Mudah Hanya dalam x Menit! Source
Tentusaja butuh usaha dan kesabaran yang lebih untuk menangkap kupu-kupu dengan cara ini. Dengan menggunakan jaring tentu akan jauh lebih mudah, tanpa harus mengeluarkan usaha dan kesabaran yang lebih. Apabila dia telah ridha, dengan percaya, kita bisa menjemput kebajaiban apa pun; Hidup iti musti hebat, mesti dahsyat dan mesti luar biasaPengertian Ikhtiar dan Usaha – Setiap orang Islam wajib percaya kepada qadha’ dan qadar Allah. Tetapi, ajaran Islam menganjurkan agar orang wajib berihtiar atau berusaha dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu juga dalam segala usaha untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, orang harus berusaha semaksimal mungkin, baik dengan beribadah, berdoa maupun dengan beramal sholeh, Ikhtiar atau usaha adalah suatu langkah atau perbuatan manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya atau yang dicita-citakannya. Dalam berikhtiar, manusia tidak perlu memikirkan tentang takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik. Dalil Tentang Ikhtiar dan Usaha Allah swt telah berfirman bahwa nasib suatu kaum/umat akan berubah apabila umat/kaum itu sendiri yang merubahnya. Dan berikut ini ayatnya Allah swt berfirman yang artinya Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri. Ar-Ra’ad ayat 11. Dalam ayat lain Allah swt juga berfirman yang isinya agar hamba-Nya banyak bekerja atau berikhtiar, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 105 yang artinya Dan katakanlah Hai Muhammad. Bekerjalah kamu semua. Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang mukmim akan melihat hasil pekerjaanmu. Di ayat lain Allah swt berfirman yang artinya …..Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antaramu, baik laki-laki atau perempuan. Ali-Imran ayat 195 Dalam An-Najm ayat 39-41 Allah swt berfirman Dan bawha tiadalah yang akan diperoleh manusia hanyalah sekadar hasil usahanya. Usahanya itu akan dilihat, kemudian akan diberikan padanya ganjaran sepenuhnya. Di samping berusaha dengan segala daya dan kekuatan fisik, orang-orang beriman hendaknya juga berikhtiar secara batin yaitu dengan jalan berdoa dan memohon kepada Allah set Tuhan Yang Maha Menentukan Qadha dan Qadar bagi semua makhluknya. Dipandang dari segi ini, maka berdoa dapat menggerakkan ikhtiar manusia secara fisik. Apalagi Allah swt telah menjanjikan bahwa siapa di antara hamba-hamba-Nya yang berdoa dengan yakin dan ikhlas pasti akan dikabulkan-Nya. Dalam Al-Quran surat Al-Mukmin ayat 60 Allah swt berfirman … Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan permohonanmu Dalam berikhtiar, Islam mengajarkan agar jangan lekas menyerah. Apabila mencapai sesuatu sesuai degan keinginan, maka bersyukurlah kepada Allah swt. Tetapi apabia mengalami kegagalan, maka pelajarilah lebih dahulu sebab-sebab kegagalan itu. Kemudian usahakan perbaikan-perbaikannya, sehingga kegagalan itu tidak terulang kembali. Anggaplah kegagalan itu hanya merupakan kesuksesan yang tertunda, dan sebagai orang mukmin kita tidak boleh cepat putus asa sebagaimana Firman Allah swt dalam Yusuf ayat 87 yang artinya ….Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Oleh karena itulah manusia diwajibkan untuk berusaha dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Tidak boleh malas, karena menunggu takdir. Nabi saw bersabda Bekerjalah untuk kepentingan duniamu, seakan-akan kamu akan hidup untuk selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu, seakan-akan kamu akan mati besok. Muslim. Pengertian Ikhtiar dan Usaha
denganmentalitas kaya atau sebaliknya. Kita sudah bahas di bagian sebelumnya. Pilihan kita itulah yang akan menentukan, apakah kita akan hidup sebagai orang kaya atau miskin. Tentu kita ingin memiliki mentalitas kaya, sehingga bisa hidup dengan lebih banyak harta dan rasa lapang. Semua orang pasti ingin kaya, namun hanya sedikit yang benar-benar Ilustrasi ikhtiar. Foto Freepik. Ikhtiar adalah usaha seseorang dalam memperoleh suatu keinginan. Akhlak ini merupakan salah satu sikap yang diajarkan Rasulullah untuk para Kamus Besar Bahasa Indonesia, ikhtiar mengandung beberapa arti yaitu syarat untuk mencapai tujuan, usaha dan upaya. Sedangkan menurut istilah, ikhtiar adalah proses usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang terbaik sesuai diberikan potensi oleh Allah untuk membentuk kehidupan yang lebih baik dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, ikhtiar manusia dijelaskan dalam penggalan surat Ar Rad ayat 11, yang berbunyiاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗArtinya Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah memerintahkan manusia agar senantiasa untuk berusaha atau berikhtiar. Selain itu, setiap manusia dianjurkan untuk tidak mudah putus asa, selalu ingin menemukan hal-hal baru, dan tidak cepat merasa puas atas apa yang telah hadits Rasulullah disebutkan bahwa orang yang berikhtiar lebih baik dari pada orang yang meminta-minta. Sebagaimana dikutip dari buku Tetaplah Tawakkal! karya Ustadz Muhammad Salim As-Suburi berikutDari Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya. Sungguh, salah seorang dari kalian pergi yang mengambil talinya lalu dia mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberi maupun tidak memberinya.” HR. Bukhari Hadits tersebut sekaligus menegaskan bahwa ikhtiar wajib dilakukan oleh seluruh umat Muslim. Sebab, harta yang diperoleh dari ikhtiar nilainya jauh lebih baik dan berkah daripada hasil ikhtiarIlustrasi ikhtiar. Foto Freepik. Di balik perintah untuk berikhtiar, terdapat manfaat yang sangat besar bagi manusia. Sebab, Allah tidak akan mewajibkan sesuatu apabila tidak mengandung fadilah di dari buku Diabaikan Allah Dibenci Rasulullah karya Rizem Aizid, berikut beberapa manfaat dari ikhtiarMendapatkan kepuasan batin, karena telah berusaha dengan segala kemampuan yang di hadapan Allah dan sesama dari sifat boros karena merasakan susahnya jerih payah sendiri dan jerih payah orang menggantungkan hidupnya kepada orang IkhtiarIlustrasi ikhtiar. Foto Freepik. Islam telah mengatur segala aspek kehidupan agar umatnya selamat di dunia dan akhirat. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya Masan AF, berikut adab yang harus diperhatikan dalam berikhtiarSetiap memulai ikhtiar atau usaha selalu dimulai dengan membaca pada diri sendiri bahwa sesuatu yang diusahakan adalah yang diridhai ikhtiar berupa pekerjaan, maka cintailah pekerjaan dengan sepenuh pekerjaan dengan ikhlas, sehingga seberat apa pun pekerjaan akan terasa waktu sebaik-baiknya, tidak menunda-nunda dalam bekerja. Misalnya datang dan pulang kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.Tidak bisa dipungkiri, virus Corona menimbulkan rasa khawatir akan keselamatan jiwamanusia. Kekhawatiran itu kemudian di kalangan umat Islam memunculkan sikap-sikap keberagamaan tertentu yang semuanya ada rujukannya di dalam Al-Quran. Memang begitulah seharusnya orang-orang beriman menyikapi persoalan-persoalan hidupnya sebagaimana diperintahkan di dalam Al-Qur'an. Di dalam kitab suci ini terdapat ayat-ayat yang isinya sangat beragam namum masing-masing tidak saling menafikan tetapi bersinergi sehingga menjadi sebuah trilogi, yakni 1 ikhtiar usaha, 2 doa, dan 3 tawakal. Penjelasannya sebagai berikut Ikhtiar Jika seseorang mengharapkan sesuatu, misalnya perubahan nasib, mendapatkan rezeki, ilmu, kelulusan ujian, kesehatan dan sebagainya, maka ia harus melakukan suatu upaya lahiriah secara aktif dan nyata, dan inilah yang disebut ikhtiar atau usaha. Demikian pula jika kita berharap terhindar atau selamat dari acaman virus Corona yang mematikan itu kita harus memperhatikan petunjuk dari para ahli di bidang kesehatan sebab merekalah yang secara khusus mendalami ilmu di bidang ini yang hukum mempelajarinya adalah fadhu kifayah sebagaima pendapat Imam al-Ghazali. Salah satu petunjuk dari para ahli kesehatan terkait dengan virus Corona yang telah terbukti dapat menular dan menyebar dengan sangat cepat ini adalah agar kita menghindari berkumpul dalam jumlah besar dalam waktu dan tempat yang sama. Alasannya adalah hal semacam ini berpotensi menularkan dan menyebarkan virus Corona dengan terjadinya kontak fisik secara langsung di antara orang-orang yang berkumpul itu. Petunjuk itu kemudian oleh para ulama yang tergabung dalam ormas atau lembaga tertentu seperti LBM PBNU, MUI dan Kementerian Agama ditindak lanjuti dengan imbauan untuk sementara tidak mengadakan shalat Jumat di masjid-masjid bagi daerah-daerah di zona merah virus Corona. Sebagai gantinya masyarakat dianjurkan untuk melaksanakan shalat Dzuhur empat rakaat di rumah masin-masing. Ketiga lembaga tersebut berwenang mengeluarkan imbauan seperti itu karena memang itu wilayah tanggung jawab mereka. Pertanyaannya, apakah usaha atau ikhtiar agar terhindar dari tertular atau menularkan virus Corona memiliki dasar di dalam ajaran Islam? Jawabnya “Ya”, yakni Surat Ar-Ra’d, ayat 11 sebagai berikut إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Merujuk pada ayat tersebut, ancaman virus Corona bisa saja akan terus berlangsung sampai ada usaha-usaha nyata untuk menanganinya. Dalam hal ini ada dua tindakan untuk menangani, yakni mencegah to prevent dan mengobati to cure. Anjuran untuk sementara tidak melaksanakan shalat Jumat di masjid-masjid merupakan tindakan pencegahan. Inilah kewajiban para ulama. Sedangkan tindakan pengobatan hanya dapat dilakukan oleh para dokter. Berikhtiar adalah wajib. Maka barangsiapa mau berikhtiar, ikhtiarnya akan dicatat sebagai ibadah. Jika ikhtiarnya membuahkan hasil, maka setidaknya ia akan mendapat 2 dua keuntungan. Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah. Kedua, ia akan mendapat keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan. Tetapi jika ikhtiarnya belum berhasil, maka setidaknya ia akan mendapat pahala dari Allah. Jika ia sabar, maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat. Doa Untuk memperlancar atau mempermudah upaya lahiriah kita mencapai keberhasilan dalam menangani kasus virus Corona, kita juga harus juga melakukan ikhtiar batiniah, yakni berdoa kepada Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Mu’min, ayat 60 sebagai berikut ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ Artinya “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya.” Allah akan menjawab atau memberikan ijabah terhadap apa yang menjadi permohonan kita dalam menangani virus Corona jika kita berdoa kepada-Nya. Gus Mus, sebagaimana dikutip dari NU Online Senin, 15/3, memberikan amalan doa menghadapi virus Corona antara lain sebagai berikut بِسْمِ اللهِ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي اْلأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ، Artinya “Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu yang berbahaya baik di bumi maupun di langit. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Mengetahui.” Doa tersebut suapaya dibaca sehabis Subuh dan Maghrib dan juga ketika hendak keluar rumah. Selain itu KH A Mustofa Bisri Gus Mus memberikan amalan dengan mewiridkan asma Allah يا سلام yã Salãm يا حفيظ yã Hafiizh, dan يا مانع يا ضآر ، yã Mãni'u yã Dhãrru, yang masing-masing dibaca minimal 20 kali setiap sehabis salat. Hikmah berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala dalam kaitannya dengan ikhtiar adalah bahwa ikhtiar batin ini akan mendekatkan kita kepada-Nya, dan oleh karena itu akan memperlancar tercapainya apa yang kita ikhtiarkan dan mohonkan. Hikmah lain adalah bahwa dengan berdoa, kita akan terhindar dari klaim bahwa keberhasilan kita semata-mata karena ikhtiar kita sendiri tanpa campur tangan dari Allah. Tentu ini akan mejadi kesombongan yang luar biasa. Na’udzu billahi min dzalik. Tawakal Selain melakukan ikhtiar dan doa kepada Allah dalam upaya kita melepaskan diri dari ancaman virus Corona, ada satu hal lagi yang tidak boleh kita tinggalkan, yakni tawakal. Dalam surat Ali Imran, ayat 159, Allah berfirman فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ Artinya “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang brtawakal pada-Nya.” Menurut Imam Hanbali tawakal merupakan perbuatan hati. Artinya, tawakal bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan semata, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Tetapi sekali lagi, tawakal merupakan perbuatan hati sehingga tidak bisa diwujudkan dalam bentuk fisik, seperti berdiam diri tanpa melakukan suatu ikhtiar lahiriah. Artinya tawakal tidak meniadakan ikhtiar. Oleh karena itu, dalam kaitan dengan virus Corona kita tidak boleh berserah diri kepada Allah begitu saja tanpa melakukan iktiar nyata agar terhindar dari virus Corona. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan petunjuk bahwa tawakal itu tidak meniadakan ikhtiar yang masuk akal terkait dengan persoalannya sebagaimana beliau tunjukkan dalam suatu hadits tentang perlunya mengikat unta sebelum memasrahkannya kepada Allah dengan tawakal. Hadits tersebut diriwayatkan Ibnu Hibban sebagai berikut اِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ Artinya “Ikatlah untamu dan bertawakkallah.” Oleh karena itu, petunjuk dari para ulama tentang imbauan melakukan shalat Dzuhur dan sebagai ganti dari shalat Jumat di masjid untuk daerah yang sudah dinyatakan zona merah virus Corona sebaiknya kita perhatikan. Demikian pula imbauan dari para ahli kesehatan untuk melakukan pola hidup sehat, sering-sering cuci tangan dengan menggunakan sabun dan mengurangi mobilitas yang tak perlu juga harus diperhatikan. Tidak hanya itu usaha menjaga imunitas diri juga harus dilakukan agar tidak mudah terdampak oleh virus Corona. Setelah ikhtiar-ikhtiar lahiriah dan batiniah itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka kita pasrahkan persoalan virus Corona dan hasil dari ikhtiar-ikhtiar itu kepada Allah dengan meyakini bahwa apapun ketentuan Allah adalah yang terbaik. Dalam kaitan ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau agar umat Islam meningkatkan iman, bertawakal dan ridha menerima ketentuan Allah dengan merebaknya wabah Covid-19 ini NU Online, Jumat, 20/3. Tawakal memang sangat penting disamping ikhtiar dan doa. Allah mencintai orang-orang-orang yang senantiasa berserah diri kepada-Nya. Seperti kita ketahui dan mungkin sering kita alami bahwa tidak setiap yang kita usahakan atau mohonkan akan tercapai dengan segera sebagaimana kemauan kita. Allah-lah yang mengatur seluruh alam dengan segala permasalahannya. Allah juga Maha Tahu terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Allah Maha Adil dan Bijaksana dengan semua rencana dan keputusan-Nya. Oleh karena itu, sudah seharusnya ikhtiar dan doa kita, kita pasrahkan sepenuhnya kepada-Nya. Biarlah Allah yang mengatur kapan ikhtiar dan doa kita akan terkabul. Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Terkadang, apa yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah subhanahu wata’ala. Jadi memang ikhtiar, doa dan tawakal harus selalu ada dan kita lakukan secara serempak terkait dengan bagaimana kita harus menghadapi wabah virus Corona Covid-19. Ikhtiar dan tawakal tidak saling bertentangan karena masing-masing berjalan di atas relnya sendiri. Ikhtiar berada dalam di wilayah lahiriah sedang tawakal di wilayah batiniah. Bisa saja orang yang sangat tinggi tawakalnya justru menempuh ikhtiar paling sungguh-sungguh dengan bersikap sangat hati-hati dalam menghadapi persoalan-persoalan seperti virus Corona. Namun demikian, sungguhpun ikhtiar dan tawakal berjalan di atas rel masing-masing, keduanya terhubung dengan doa karena doa merupakan ikhtiar batiniah. Ketiga hal itu harus kita laksakanakan secara seimbang tawazun karena kita adalah para pengikut Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Jika kita hanya bertawakal, kita akan sama saja dengan kaum jabariah yang dalam semua persoalan hanya pasrah kepada Allah tanpa ikhtiar yang memadai. Tetapi jika kita hanya mengadalkan ikhtiar saja tanpa doa dan tawakal yang memadai, kita akan sama saja dengan kaum Mu’tazilah yang semata-mata mengandalkan ikhtiar-ikhtiar lahiriah Kesimpulannya kita harus bersikap tengah-tengah tawasuth dan seimbang tawazun dalam menghadapi wabah virus Corona Covid-19 dengan melaksanakan trilogi ikhtiar, doa dan tawakal. Bahkan kita juga harus bersikap toleran tasamuh ketika kita melihat di antara saudara-saudara kita melakukan cara yang berbeda dalam menghadapi virus Corona sepanjang cara-cara itu masih dalam kerangka trilogi di atas. Jangan sampai kita terbelah atau terpisah gara-gara virus Corona ini sebagaimana kekhawatiran Rais Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah Mu'tabarah An-Nahdliyah Jatman Habib Muhammad Luthfi bin Yahya NU Online, Jumat, 20/3. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
Itusetidaknya, dengan kita sudah menjadi direktur di perusahaan kita sendiri, merupakan langkah awal memulai bisnis. Dan, ternyata membuat bisnis itu lebih mudah daripada kita mencari pekerjaan. Sehingga, dari “sukses” itulah menjadikan diri kita tumbuh rasa percaya diri. Dan, setelah kita percaya diri, maka kita akan bisa melakukan sesuatu.